
Osteomalasia adalah kelainan pada tulang yang menyebabkan tulang menjadi lunak, sehingga mudah patah. Osteomalasia hampir mirip dengan osteoporosis, karena sama sama menyebabkan tulang rapuh.
Namun, keduanya memiliki penyebab dan gejala yang berbeda. Kelainan ini paling sering dialami oleh orang yang kekurangan vitamin D dan mendapatkan sedikit paparan sinar matahari. Oleh karena itu, osteomalasia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan sumber vitamin D dan sering berjemur.
<div ><div id=’Penyebab’><ul ><li style=’border bottom : 1px solid #a2a9b1;’><h2> </h2></li></ul> </div></div> Osteomalasia dapat terjadi karena beberapa penyebab. Penyebab utamanya berupa kekurangan kalsium, fosfor, atau vitamin D.
Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya osteomalasia. Defisiensi vitamin D yang bisa terjadi karena sedang menjalani diet. Kurang paparan sinar matahari. Malabsorpsi, usus kecil yang tak bisa menyerang nutrisi dengan baik. Kondisi ini bisa disebabkan oleh bypass lambung, penyakit kandung empedu, atau gangguan usus kecil. Gangguan ginjal atau hati. Efek samping dari obat obatan. Gangguan absorpsi akibat penggunaan antasida kronik. <div ><div id=’Gejala’><ul ><li style=’border bottom : 1px solid #a2a9b1;’><h2> </h2></li></ul> </div></div>
Seseorang yang mengidap osteomalasia bisa mengalami beberapa keluhan. Berikut gejala gejala yang biasanya dialami oleh pengidapnya: Otot menjadi lemah dan mudah letih yang mungkin menjadi tanda awal defisiensi vitamin D. Nyeri tulang yang mungkin terasa ringan pada awalnya, tapi bisa bertambah parah saat melakukan aktivitas tertentu seiring dengan perkembangan penyakit. Osteomalasia paling sering terjadi pada panggul, tulang panjang pada ekstremitas, spina, dan iga. Kesulitan berganti posisi dari posisi berbaring ke posisi duduk, atau dari posisi duduk ke posisi berdiri. Gaya berjalan bergoyang yang mungkin akibat nyeri dan kelemahan otot. Kifosis dorsal yang dapat terjadi pada kasus berat. Fraktur patologis. Mudah lelah.
<div ><div id=’Pengobatan’><ul ><li style=’border bottom : 1px solid #a2a9b1;’><h2> </h2></li></ul> </div></div> Bila osteomalasia disebabkan karena kekurangan vitamin D, maka pengidap bisa diberi suntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4 6 minggu. Setelah beberapa lama, suntikkan vitamin D bisa dikurangi menjadi 1600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4 6 bulan.
Namun, bila osteomalasia disebabkan karena kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka penyakit ini dapat diobati dengan cara mengonsumsi 1,25 dihydroxyvitamin D. Selain itu, pengidap perlu memperbaiki gaya hidupnya dengan memperbanyak mengonsumsi kalsium. Cara tersebut bertujuan agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi.
Selain mengonsumsi sayur sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, dan yoghurt asupankalsium juga bisa didapatkan dari suplemen. Jika kamu kekurangan vitamin D, maka sebaiknya perbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Sedangkan untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh, cobalah untuk sering berjemur di bawah sinar matahari.
Waktu berjemur yang paling baik adalah saat pagi, sekitar pukul 07.00 09.00 pagi dan sore pada pukul 16.00 17.00. Selain itu, pengidap perlu menjalani diet vitamin D disertai mengonsumsi suplemen kalsium. Apabila osteomalasia atau rakitis disebabkan oleh penyakit lain, maka penyakit tersebut perlu mendapatkan penanganan terlebih dahulu.
Bila pengidap mengalami deformitas ortopedik persisten, maka ia perlu menggunakan brace atau korset. Kondisi tersebut bisa juga diatasi dengan melakukan pembedahan. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah osteomalasia.
Cara pertama adalah dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin D, seperti sereal, keju, telur, minyak ikan, hati, susu, jus jeruk, atau yoghurt. Cara kedua adalah dengan meluangkan waktu untuk menjemur tubuh di bawah sinar matahari. Cara yang ketiga adalah dengan mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral.
Hal ini dilakukan jika kandungan vitamin D dan mineral pada makanan yang dikonsumsi belum cukup atau kamu memiliki gangguan pencernaan untuk menyerap kandungan vitamin dan mineral dalam makanan. Pastikan untuk bicarakan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen dalam bentuk apapun. <div >
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.